Sabtu, 05 Juni 2010

Kenal Sejarah Lewat Museum




Museum Geologi
Museum Geologi yang terletak di Jalan Diponegoro 57 (tidak jauh dari Gedung Sate), merupakan satu-satunya museum geologi di Indonesia. Museum tersebut memiliki sekitar 250.000 koleksi batuan dan mineral, sekitar 60.000 koleksi fosil dan lainnya, sehingga merupakan museum geologi terbesar di Asia Tenggara.
Di antara koleksinya terdapat fosil kura-kura purba raksasa (Geochelone atlas) yang ditemukan di Bumiayu Jateng, gajah purba berkepala trigonal (Stegodon trigonocephalus) yang ditemukan di Jatim, kerbau purba (Bubalus palaekerabau) dan kuda nil (Hippopotamus simplex) yang ditemukan di Jateng, dan replika fosil Tyranosaurus rex.

Tidak hanya fosil dan replika, tapi poster pengetahuan serta maket ada di museum ini. Museum Geologi dibagi dalam tiga ruang, yaitu ruang Sejarah Kehidupan, ruang Geologi untuk Kehidupan Manusia, dan ruang Geologi Indonesia.

Di ruang Sejarah Kehidupan diantaranya terdapat poster yang menunjukkan perkembangan kehidupan di bumi, replika hewan purba, tengkorak manusia purba, dan sebagainya. Di ruang Geologi untuk Kehidupan Manusia di antaranya terdapat contoh dan poster yang menunjukan manfaat batuan dan mineral bagi kehidupan manusia di setiap zaman. Sementara di ruang Geologi Indonesia di antaranya terdapat fosil batu dan mineral, maket gunung api di Indonesia, dan kelautan.

Museum Sri Baduga
Museum Negeri Provinsi Jawa Barat didirikan sejak tahun 1974, namun baru diresmikan pada 5 Juni 1980. Sejak 1 April 1990, di belakang nama museum tersebut ditambah “Sri Baduga”. Nama tersebut diambil dari nama salah seorang Raja Pajajaran yang memerintah tahun 1482-1521 M.

Sebagai museum yang lebih menekankan nilai etnografi, dari sekitar 6.000 koleksinya berusaha menampilkan kehidupan masyarakat Jawa Barat dengan hasil budayanya. Antara lain meliputi aspek-aspek kehidupan manusia, seperti tempat tinggal, pakaian, sejarah, pangan dan sejarah kehidupannya, struktur sosial, bahasa, agama, teknologi, dan kesenian.

Satu dari koleksi pilihan museum tersebut adalah replica Makuta Binokasih Sanghyang Pake, di mana aslinya menjadi koleksi Museum Prabu Geusan Ulun Sumedang.
Bandung bukan hanya terkenal sebagai tempat wisata kuliner juga fashion, namun Bandung juga menyimpan potensi wisata lainnya yang tak kalah menarik, salah satunya adalah Museum Sri Baduga yang terletak di Jl. BKR No. 185. Wisata Bandung menyajikan pengalaman beragam.

Di Museum ini kita bisa menyaksikan berbagai benda alam ( natural material ), benda budaya ( cultural material ), keseluruhannya ada sekitar 5.893 buah koleksi dari 10 jenis klasifikasi.

Museum Sri Baduga ini memiliki tiga lantai, di mana lantai pertama disimpan kekayaan alam meliputi flora dan fauna, berbagai jenis batuan dan bahan galian serta peta plestosen. Di lantai dua menampilkan profil masyarakat tradisional Sunda dan hasil budayanya, sementara di lantai tiga ditampilkan penataan suasana ruangan yang biasanya terdapat dalam satu rumah tradisonal Sunda seperti ruang tamu, ruang tidur, ruang makan dan dapur. Anda bisa mengunjungi misalnya dengan menggunakan paket wisata, walaupun sangat jarang.

Suasana di dalam museum akan mengajak kita untuk menjelajahi dan mengarungi budaya Sunda lama, sejak jaman kerajaan dulu hingga sekarang.
Kita bisa berkunjung baik dengan paket wisata Bandung atau tidak ke museum ini setiap hari dari Senin sampai Jumat mulai jam 08.00 s/d 15.00 dan Sabtu - Minggu dari jam 08.00 s/d 14.00 WIB. Fasilitas untuk umumpun cukup memadai, karena di museum ini disediakan tempat parkir yang cukup luas, mushalla, kantin, telepon umum hingga perpustakaan.

Jadi, selain terkenal dengan FO dan makanannya, Kota Bandung merupakan tempat wisata yang juga asik untuk dikunjungi sambil belajar dan mengenal kebudayaan Sunda. (winarni)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar