Senin, 14 Juni 2010

Jalan Braga; Romantisme Sejarah di Jantung Kota

Jalan Braga di Kota Bandung memiliki sejarah panjang dan sangat dikenal. Jalan ini terletak persis di jantung kota dan berhimpitan dengan Jalan Asia Afrika yang dikenal dengan Gedung Merdeka.
Konon jalan sepanjang lebih kurang 700 meter ini dibuat ada kaitannya dengan pembuatan jalan Anyer-Panarukan oleh Daendels Tahun 1808-1811.Selain itu, juga terkait dengan praktik politik Tanam Paksa yang diberlakukan Belanda dari tahun 1830-1870.
Perkembangan jalan ini tak terlepas dari keberadaan sebuah toko kelontong bernama de vries. Toko ini selalu dikunjungi petani Priangan yang kaya raya (Preanger Planters). Para preanger planters tersebut membeli kebutuhan hidup sehari-hari di toko de vries.
Walaupun Jalan Braga sempat berganti-ganti nama, yang pasti Jalan Braga kemudian menjadi sebagai sentra perdagangan dan jasa yang diperuntukkan bagi kaum Belanda. Di Jalan Braga inilah sinyo dan nonik Belanda berbelanja dan rendezvous.
Tidak hanya itu, denyut nadi perekonomian hingga sekarang masih terasa di Jalan Braga. Ada toko kue, bank, restoran, toko pakaian hingga perkantoran. Walaupun denyut nadi Jalan Braga jauh berbeda dibandingkan di era jayanya dulu. Dan salah satu yang menarik adalah fenomena di ujung utara Jalan Braga. Selepas perempatan Jalan Braga-Suniaraja, detak kawasan ini semakin kencang mulai malam hingga dini. Kehadiran rumah karaoke, kelab malam serta tempat billiard memang membuat kawa-san ini lebih hidup dibandingkan bagian lain di Jalan Braga. (Dhita Seftiawan)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar