Senin, 14 Juni 2010

Observatorium Bosscha; Teropong Bintang Tertua di Indonesia



Observatorium Bosscha (dahulu bernama Bosscha Sterrenwacht) dibangun oleh Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereeniging (NISV) atau Perhimpunan Bintang Hindia Belanda. Pada rapat pertama NISV, diputuskan akan dibangun sebuah observatorium di Indonesia demi memajukan Ilmu Astronomi di Hindia Belanda. Dan di dalam rapat itulah, Karel Albert Rudolf Bosscha, seorang tuan tanah di perkebunan teh Malabar, bersedia menjadi penyandang dana utama dan berjanji akan memberikan bantuan pembelian teropong bintang. Sebagai penghargaan atas jasa K.A.R. Bosscha dalam pembangunan observatorium ini, maka nama Bosscha diabadikan sebagai nama observatorium ini.

Pembangunan observatorium ini sendiri menghabiskan waktu kurang lebih 5 tahun sejak tahun 1923 sampai dengan tahun 1928. Publikasi internasional pertama Observatorium Bosscha dilakukan pada tahun 1933. Namun kemudian observasi terpaksa dihentikan dikarenakan sedang berkecamuknya Perang Dunia II. Setelah perang usai, dilakukan renovasi besar-besaran pada observatorium ini karena kerusakan akibat perang hingga akhirnya observatorium dapat beroperasi dengan normal kembali.

Kemudian pada tanggal 17 Oktober 1951, NISV menyerahkan observatorium ini kepada pemerintah RI. Setelah Institut Teknologi Bandung (ITB) berdiri pada tahun 1959, Observatorium Bosscha kemudian menjadi bagian dari ITB. Dan sejak saat itu, Bosscha difungsikan sebagai lembaga penelitian dan pendidikan formal Astronomi di Indonesia.

Observatorium Bosscha yang terletak di daerah Lembang, Bandung, merupakan salah satu tempat peneropongan bintang tertua di Indonesia. Pembangunan observatorium ini sendiri menghabiskan waktu kurang lebih 5 tahun sejak tahun 1923 sampai dengan tahun 1928

Publikasi internasional pertama Observatorium Bosscha dilakukan pada tahun 1933. Namun kemudian observasi terpaksa dihentikan dikarenakan sedang berkecamuknya Perang Dunia II Setelah perang usai, dilakukan renovasi besar-besaran pada observatorium ini karena kerusakan akibat perang hingga akhirnya observatorium dapat beroperasi dengan normal kembali.

Arsitektur bangunan observatorium bosscha cukup unik seperti kubah yang merupakan hasil rancangan arsitek Belanda , Schoemaker .
Salah satu ragam arsitektur jenis bangunannya “Art Deco” .
Garis-garis linier, polos dan streamlined. (Dhita Seftiawan)

Tangkuban Perahu; Gunung yang Indah dan Melegenda


Gunung Tangkuban Perahu adalah salah satu gunung berapi yang terdapat di Jawa Barat. Gunung ini disebut Tangkuban Perahu karena bentuknya mirip dengan perahu yang terbalik. Gunung yang memiliki ketinggian kurang lebih 2.084 meter di atas permukaan laut ini mempunyai berbagai macam kawasan hutan, yaitu hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan hutan Ericaceous.
Berbicara tentang Gunung Tangkuban Perahu tentu tidak lepas dengan kisah legenda mengenainya, yaitu Legenda Sangkuriang mengenai asal muasal gunung ini terjadi.
Diceritakan bahwa Raja Sungging Perbangkara pergi berburu. Di tengah hutan Sang Raja membuang air seni yang tertampung dalam daun caring (keladi hutan). Seekor babi hutan betina bernama Wayungyang yang tengah bertapa ingin menjadi manusia meminum air seni tadi. Wayungyang hamil dan melahirkan seorang bayi cantik. Bayi cantik itu dibawa ke keraton oleh ayahnya dan diberi nama Dayang Sumbi alias Rarasati. Banyak para raja yang meminangnya, tetapi seorang pun tidak ada yang diterima.
Akhirnya para raja saling berperang di antara sesamanya. Dayang Sumbi pun atas permitaannya sendiri mengasingkan diri di sebuah bukit ditemani seekor anjing jantan yaitu Si Tumang yang tidak lain adalah suminya sendiri. Kemudian, dari perkawinannya dengan Si Tumang, Dayang Sumbi dikaruniai anak lelaki yang bernama Sangkuriang.
Singkat cerita, Sangkuriang kemudian membunuh Si Tumang dan hati anjing itu kemudian diberikan kepada ibunya untuk dimakan. Alhasil ibunya marah.
Setelah beberapa tahun kemudian, Sangkurian yang diusir oleh ibunya kembali bertemu dengan ibunya (tapi kali ini Sangkuriang malah jatuh hati). Namun, karena Dayang Sumbi tahu bahwa yang mencintainya itu tak lain adalah anaknya, dia berusaha menolak cinta Sangkuriang. Kemudian Sangkuriang marah dan menendang Perahu yang dia buat sebagai syarat dari Dayang Sumbi bila ingin menikahinya. Singkat kata, perahu tersebutlah yang konon sakarang menjadi Gunung Tangkuban Perahu.
Sekarang, Gunung Tangkuban Perahu dengan puncaknya datar dan memanjang mirip dengan perahu yang terbalik, jarang terdapat pada gunung-gunung berapi pada umumnya. Selain bentuknya yang unik, gunung ini juga tampak asri karena di lereng gunung tersebut terhampar kebun teh yang sangat luas. Dari puncak gunung ini, pengunjung dapat menikmati indahnya pemandangan alam dan kesejukan udara sambil melihat suasana Kota Bandung dari ketinggian. (Dhita Seftiawan)

Kawah Putih; Menyimpan Misteri dan Eksotik


Gunung Patuha, berada kurang lebih 2300 meter diatas permukaan laut, sebelah selatan kota Bandung, menyimpan suatu misteri di masa lampau. Masyarakat menganggap Gunung Patuha merupakan kawasan yang angker, mereka menganggap puncak Gunung Patuha dahulu merupakan tempat pertemuan para leluhur Bandung Selatan. Tetapi, misteri yang sudah menjadi turun–temurun itu mulai punah setelah terungkap oleh seorang ilmuwan Belanda peranakan Jerman, Dr. Franz Wilhelm Junghun, yang juga seorang pengusaha perkebunan Belanda yang mencintai kelestarian alam pada tahun 1837. Kondisi lembah Gunung Patuha pada waktu itu masih berupa hutan lebat, dipenuhi pohon-pohon kayu jenis lokal, seperti rasamala, saninten, huru, samida, dan lain sebagainya.

Karena rasa penasaran dan ketidakpercayaannya, Junghun terus menembus lebatnya hutan Gunung Patuha. Dan akhirnya dia menemukan suatu danau kawah yang terlihat sangat eksotik, dan sangat indah. Meski sudah ditemukan pada 1837, tapi kawasan ini baru menjadi objek wisata pada 1987 setelah dikembangkan oleh PT Perhutani (Persero) Unit III Jabar dan Banten.
Kawah putih terjadi akibat letusan Gunung Patuha yang terjadi sekitar abad ke 10 s/d abad ke 12. Selain kawah putih juga terdapat kawah lain yang dikenal dengan nama Kawah Saat.

Disana terdapat kios–kios yang menjual aneka cinderamata yang bisa dijadikan sebagai oleh–oleh. Selain itu, juga banyak pedagang yang menjual buah khas Ciwidey, yaitu Strawberry.

Sangat disayangkan bila anda berwisata ke Ciwidey tidak singgah ke Kawah Putih, anda akan melewatkan tempat yang memberikan nuansa alam yang sangat menakjubkan. Terutama pada hari libur, disana anda akan melihat banyaknya orang yang berkunjung ke kawasan wisata ini untuk menikmati betapa indahnya lukisan yang pencipta. Keindahan yang ditampakkan akan membuat anda terus mengingatnya hingga beberapa waktu.

Wisata Kawah Putih yang terletak kurang lebih 46 km dari kota Bandung bisa ditempuh dengan menggunakan kendaraan pribadi ataupun kendaraan umum. Bila anda menggunakan kendaraan umum anda tidak perlu khawatir, disana terdapat angkutan yang akan mengantar anda sampai ke area wisata Kawah Putih. Atau anda juga bisa berkonvoi dengan menggunakan sepeda motor bersama teman – teman anda. (Dhita Seftiawan)

Jalan Braga; Romantisme Sejarah di Jantung Kota

Jalan Braga di Kota Bandung memiliki sejarah panjang dan sangat dikenal. Jalan ini terletak persis di jantung kota dan berhimpitan dengan Jalan Asia Afrika yang dikenal dengan Gedung Merdeka.
Konon jalan sepanjang lebih kurang 700 meter ini dibuat ada kaitannya dengan pembuatan jalan Anyer-Panarukan oleh Daendels Tahun 1808-1811.Selain itu, juga terkait dengan praktik politik Tanam Paksa yang diberlakukan Belanda dari tahun 1830-1870.
Perkembangan jalan ini tak terlepas dari keberadaan sebuah toko kelontong bernama de vries. Toko ini selalu dikunjungi petani Priangan yang kaya raya (Preanger Planters). Para preanger planters tersebut membeli kebutuhan hidup sehari-hari di toko de vries.
Walaupun Jalan Braga sempat berganti-ganti nama, yang pasti Jalan Braga kemudian menjadi sebagai sentra perdagangan dan jasa yang diperuntukkan bagi kaum Belanda. Di Jalan Braga inilah sinyo dan nonik Belanda berbelanja dan rendezvous.
Tidak hanya itu, denyut nadi perekonomian hingga sekarang masih terasa di Jalan Braga. Ada toko kue, bank, restoran, toko pakaian hingga perkantoran. Walaupun denyut nadi Jalan Braga jauh berbeda dibandingkan di era jayanya dulu. Dan salah satu yang menarik adalah fenomena di ujung utara Jalan Braga. Selepas perempatan Jalan Braga-Suniaraja, detak kawasan ini semakin kencang mulai malam hingga dini. Kehadiran rumah karaoke, kelab malam serta tempat billiard memang membuat kawa-san ini lebih hidup dibandingkan bagian lain di Jalan Braga. (Dhita Seftiawan)



Goa Pawon; Wisata Sejarah Manusia dan Olah Raga Ekstrim


Bandung yang letak geografisnya dikelilingi oleh cekungan dan gunung, memiliki beberapa dataran tinggi. Selain dataran tinggi Lembang yang berada di sebelah utara Kota Bandung, di sebelah barat, Bundung juga memiliki Padalarang. Bila daerah lembang terkenal oleh cuacanya yang sejuk, kebun teh yang luas, dan gunung Tangkuban Perahu, maka Padalarang memiliki beberapa gunung kapur yang diantaranya menyimpan goa yang bersejarah.
Para peneliti dari Indonesia yang sudah melakukan penelitian sejak ratusan tahun lalu menduga bahwa Dataran Tinggi Bandung pernah dijadikan hunian manusia sejak zaman prasejarah. Dugaan ini diperkuat dengan ditemukannya berbagai peralatan dari batu seperti anak panah, pisau dan kapak yang terbuat dari batu obsidian dan artefak lainnya yang tersebar di beberapa tempat.
Usaha menemukan jejak manusia purba di Dataran Tinggi Bandung akhirnya menjadi kenyataan ketika pertengahan Juli lalu, para arkeolog dari Balai Arkeologi (Balar) Bandung yang menindaklanjuti penelitian sekelompok geolog muda yang tergabung dalam Kelompok Riset Cekungan Bandung (KRCB), menemukan fosil manusia purba di daerah yang disebut Goa Pawon.
Sekretaris Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Soeroso MP mengatakan, usulan agar Gua Pawon menjadi warisan dunia telah dilayangkan sejak 2009.Dengan ditetapkannya situs Gua Pawon sebagai warisan dunia, pemerintah berharap kepedulian dan pelestariannya tidak hanya datang dari masyarakat Indonesia, melainkan juga dari seluruh dunia.
Selain itu, karena Goa Pawon terletak disekitaran gunung kapur yang memang menjadi ciri bagi daerah Padalarang, Goa Pawon sering dijadikan area wisata, terutama wisata olah raga etksrim seperti Panjat Tebing. (Dhita Seftiawan)

Sabtu, 05 Juni 2010

Kenal Sejarah Lewat Museum




Museum Geologi
Museum Geologi yang terletak di Jalan Diponegoro 57 (tidak jauh dari Gedung Sate), merupakan satu-satunya museum geologi di Indonesia. Museum tersebut memiliki sekitar 250.000 koleksi batuan dan mineral, sekitar 60.000 koleksi fosil dan lainnya, sehingga merupakan museum geologi terbesar di Asia Tenggara.
Di antara koleksinya terdapat fosil kura-kura purba raksasa (Geochelone atlas) yang ditemukan di Bumiayu Jateng, gajah purba berkepala trigonal (Stegodon trigonocephalus) yang ditemukan di Jatim, kerbau purba (Bubalus palaekerabau) dan kuda nil (Hippopotamus simplex) yang ditemukan di Jateng, dan replika fosil Tyranosaurus rex.

Tidak hanya fosil dan replika, tapi poster pengetahuan serta maket ada di museum ini. Museum Geologi dibagi dalam tiga ruang, yaitu ruang Sejarah Kehidupan, ruang Geologi untuk Kehidupan Manusia, dan ruang Geologi Indonesia.

Di ruang Sejarah Kehidupan diantaranya terdapat poster yang menunjukkan perkembangan kehidupan di bumi, replika hewan purba, tengkorak manusia purba, dan sebagainya. Di ruang Geologi untuk Kehidupan Manusia di antaranya terdapat contoh dan poster yang menunjukan manfaat batuan dan mineral bagi kehidupan manusia di setiap zaman. Sementara di ruang Geologi Indonesia di antaranya terdapat fosil batu dan mineral, maket gunung api di Indonesia, dan kelautan.

Museum Sri Baduga
Museum Negeri Provinsi Jawa Barat didirikan sejak tahun 1974, namun baru diresmikan pada 5 Juni 1980. Sejak 1 April 1990, di belakang nama museum tersebut ditambah “Sri Baduga”. Nama tersebut diambil dari nama salah seorang Raja Pajajaran yang memerintah tahun 1482-1521 M.

Sebagai museum yang lebih menekankan nilai etnografi, dari sekitar 6.000 koleksinya berusaha menampilkan kehidupan masyarakat Jawa Barat dengan hasil budayanya. Antara lain meliputi aspek-aspek kehidupan manusia, seperti tempat tinggal, pakaian, sejarah, pangan dan sejarah kehidupannya, struktur sosial, bahasa, agama, teknologi, dan kesenian.

Satu dari koleksi pilihan museum tersebut adalah replica Makuta Binokasih Sanghyang Pake, di mana aslinya menjadi koleksi Museum Prabu Geusan Ulun Sumedang.
Bandung bukan hanya terkenal sebagai tempat wisata kuliner juga fashion, namun Bandung juga menyimpan potensi wisata lainnya yang tak kalah menarik, salah satunya adalah Museum Sri Baduga yang terletak di Jl. BKR No. 185. Wisata Bandung menyajikan pengalaman beragam.

Di Museum ini kita bisa menyaksikan berbagai benda alam ( natural material ), benda budaya ( cultural material ), keseluruhannya ada sekitar 5.893 buah koleksi dari 10 jenis klasifikasi.

Museum Sri Baduga ini memiliki tiga lantai, di mana lantai pertama disimpan kekayaan alam meliputi flora dan fauna, berbagai jenis batuan dan bahan galian serta peta plestosen. Di lantai dua menampilkan profil masyarakat tradisional Sunda dan hasil budayanya, sementara di lantai tiga ditampilkan penataan suasana ruangan yang biasanya terdapat dalam satu rumah tradisonal Sunda seperti ruang tamu, ruang tidur, ruang makan dan dapur. Anda bisa mengunjungi misalnya dengan menggunakan paket wisata, walaupun sangat jarang.

Suasana di dalam museum akan mengajak kita untuk menjelajahi dan mengarungi budaya Sunda lama, sejak jaman kerajaan dulu hingga sekarang.
Kita bisa berkunjung baik dengan paket wisata Bandung atau tidak ke museum ini setiap hari dari Senin sampai Jumat mulai jam 08.00 s/d 15.00 dan Sabtu - Minggu dari jam 08.00 s/d 14.00 WIB. Fasilitas untuk umumpun cukup memadai, karena di museum ini disediakan tempat parkir yang cukup luas, mushalla, kantin, telepon umum hingga perpustakaan.

Jadi, selain terkenal dengan FO dan makanannya, Kota Bandung merupakan tempat wisata yang juga asik untuk dikunjungi sambil belajar dan mengenal kebudayaan Sunda. (winarni)


Curug Omas Maribaya


Jarak dari kota Bandung sekitar 21 km (15 menit perjalanan kendaraan roda empat) dari Lembang kearah timur. Rekreasi dengan pemandangan indah dan berudara sejuk ini, selain memiliki sumber air panas mengandung mineral, juga terdapat air terjun Ciomas setinggi 25 meter. Bagi yang senang berpetualang dari Maribaya da pat menerobos bukit bukit yang rimbun dengan pohon pinus dari kina, berjalan kaki ke Taman Hutan Raya Ir. H. Juanda 5 km atau kedaerah Arcamanik.

Curug Omas terletak di lokasi wisata Maribaya, Lembang.  Objek wisata ini menawarkan pesona air terjun dan  keindahan alam di sekitarnya. Kesegaran udara langsung  terasa begitu kita memasuki area objek wisata, hal itulah yang  banyak dimanfaatkan oleh pengunjung untuk duduk-duduk  atau tidur-tiduran di atas tikar yang banyak disewakan di area  wisata. Tetapi bukan hanya suasana segar yang ditawarkan, Anda akan menjumpai air terjun setinggi 30 meter disana. Gemuruh air terjun terdengar dari area di sekitarnya, menggugah kita untuk mendekatinya. Di sana disediakan jembatan yang tepat berada di atas air terjun, sehingga memudahkan kita untuk menikmati pemandangan air terjun dari atas. Sejenak Anda dapat memanjakan telinga dengan menikmati suara gemuruh air terjun, memanjakan mata dengan melihat pelangi yang seringkali muncul.

Selain menampilkan pesona alam yang indah, bagi anda yang  suka hiking,anda bisa menikmati hal tersebut disini. Dari  okasi wisata ini, kita bisa sampai ke Taman Hutan Raya Ir H  Juanda dengan menempuh jarak kurang lebih 5 km. Dengan  jarak yang lumayan jauh, anda bisa mendapatkan kepuasan tersendiri bagi anda yang memang hobi dengan petualangan alam. (winarni)

Goa Jepang Banyak Pintu


Goa yang dibangun pada tahun 1942 ini, awalnya untuk kepentingan pertahanan setelah tentara Belanda menyerah pada tanggal 10 Maret 1942. Selain itu, goa ini pada zaman Jepang dijadikan gudang mesiu. Panjang goa Jepang sekitar 442 meter.

Di goa ini terdapat empat lorong untuk masuk, dimana konon katanya lorong ke dua dan ketiga sebagai lorong jebakan. Kami pun penasaran seperti apa keadaan di dalam gua itu? Untuk kebutuhan penerangan di saat memasuki lorong pertama kami menyewa dua buah senter. Lembab, gelap dan dingin adalah kesan awal yang langsung menerpa saat mulai melangkah ke dalam goa yang dibangun pada tahun 1942 silam.

Lorong yang panjang serta berliku memang cukup membingungkan. Perlahan kami berjalan melewati jalan berbatu-batu serta dinding tanah. Dahulu goa ini dijadikan sebagai tempat pertahanan tentara Jepang. Selain itu, di sini terdapat beberapa gundukan tanah yang lebih tinggi dari permukaan yang dijadikan sebagai tempat istirahat/tidur para tentara yang dikenal juga dengan nama Tentara Dai Nippon. Setelah melewati persimpangan demi persimpangan, kami keluar melalui mulut goa yang berukuran lebih besar. Di lorong ini dahulu difungsikan untuk tempat parkir dan keluar-masuk kendaraan perang.

Memang sebelum Pemerintah Sipil Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada Tentara Jepang, goa ini dibangun sendiri oleh mereka (Jepang). Namun setelah Belanda menyerah, pembangunan goa diteruskan oleh orang-orang pribumi melalui kerja paksa atau dikenal dengan ”Romusha”.(winarni)

Goa Belanda, Lorong PLTA


Daerah Dago Pakar rupanya bukan hanya dijadikan tempat hunian manusia prasejarah. Pada zaman penjajahan Belanda dan Jepang, kawasan ini pernah dijadikan benteng pertahanan. Sisa-sisa peninggalannya masih bias dijumpai berupa goa, masing-masing disebut goa Belanda dan goa Jepang.

Goa Belanda dibangun pada awal tahun 1812 dan ruangannya diperbanyak pada tahun 1918. Goa ini memiliki 15 cabang lorong yang panjang seluruhnya sekitar 47 meter. Lorong tersebut awalnya disiapkan untuk mengalirkan air Cikapundung lalu ditampung di kolam Pakar untuk pembangkit listrik tenanga air (PLTA) Bengkok. Karena perbukitan Pakar merupakan kawasan yang sangat menarik bagi strategi militer Hindia Belanda. Lokasinya yang terlindung dan begitu dekat dengan pusat Kota Bandung, maka menjelang Perang Dunia II pada awal 1941 militer Hindia Belanda membangun stasiun radio telekomunikasi. Bangunan ini berupa jaringan goa di dalam perbukitan batu pasir tufaan.

Lorong goa Belanda merupakan jalan pintas menuju wanawisata Maribaya yang jaraknya sekitar lima kilometer. Bagi mereka yang ingin menyaksikan bagian dalam goa, tersedia penunjuk jalan (guide), atau bisa dengan menyewa senter dari mereka.(winarni)

THR Ir. H. Djuanda Paru-Paru Bandung


Kesan pertama ketika memasuki kawasan Taman Hutan Raya Ir. Djuanda adalah hijau yang disertai kesegaran udara. Di THR Ir. Djuanda ini, sejauh mata memandang yang terlihat rindangnya pepohonan menjulang ke langit. Ribuan pohon dari berbagai jenis ada di sini. Tak salah jika THR Ir. Djuanda sebagai salah satu tempat liburan yang menyejukkan..

Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda salah satu museum hidup (arboretum) di Indonesia, koleksi tanamannya mencapai lebih dari 2.500 jenis, baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.

Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda diresmikan Presiden Soeharto pada tanggal 14 Januari 1985, bertepatan dengan hari kelahiran Ir. H. Djuanda Kartawidjaja. THR Ir. H. Djuanda sering menjadi obyek studi bagi pelajar, mahasiswa, dan para ahli dalam bidang pengenalan pohon. Kekayaannya mencapai jumlah sekitar 2.500 jenis pohon yang termasuk dalam 40 familia dari108 spesies. Selain itu juga, di sini terdapat tiga jenis mamalia, 27 jenis burung dan 8 jenis ikan asal Indonesia.

Di THR Ir. H. Djuanda ini, kita tidak hanya disajikan pemandangan pohon rindang dan udara segar, tetapi kita juga dapat masuk ke museum, goa Jepang, goa Belanda dan Curug Omas.

Sejarah berdirinya taman hutan raya ini dimulai sebagai hutan lindung yang batas-batasnya ditentukan berdasarkan pengukuran tahun 1922. Namun pada tahun 1963, hutan lindung ini mulai disiapkan sebagai hutan wisata atau kebun raya. Untuk itu, areal seluas 30 ha kemudian ditanami pohon-pohon yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia dan luar Indonesia. Kebun raya ini diresmikan Gubernur Daerah Tingkat 1 Jabar, Brigjen. H. Mashudi pada tanggal 23 Agustus 1965.

Kehadiran kebun raya ini memiliki arti sangat penting mengingat fungsinya bagi hidro-orologis Daratan Tinggi Bandung karena keberadaannya di daerah hulu Sungai Cikapundung, salah satu anak Sungai Citarum. Kawasan itu merupakan daerah resapan yang menjamin ketersediaan air tanah bagi penduduk Kota Bandung. Selain itu, berfungsi sebagai paru-paru Kota Bandung.

Mengingat perannya yang sangat strategis, kebun raya ini kemudian diusulkan menjadi taman hutan raya. Gagasannya berawal dari Mashudi dan Ismail Saleh serta Menteri Kehutanan, Soedjarwo. Sejak itu, luas arealnya ditambah sehingga mencapai 590 ha, dan 30 ha di antaranya diperuntukkan wisata. (winarni)

Senin, 03 Mei 2010

Masa Depan Jurnalisme

Aktivitas Jurnalisme dalam 10 tahun ke depan
Jurnalisme warga atau citizen journalism yang biasanya diartikan sebagai kegiatan pencarian, pengumpulan, dan pengolahan data informasi untuk kemudian dipublikasikan kepada masyarakat melalui media massa yang dikirim oleh warga biasa yang tidak memiliki latar belakang disiplin ilmu jurnalisme.
Jurnalisme warga yang pada dasarnya dikembangkan oleh wartawan profesional yang menyikapi meningkatnya tingkat ketidakpercayaan warga terhadap media massa dan kesinisan warga terhadap politik di Amerika Serikat sekitar 1988 belakangan dalam satu dasawarsa perkembangannya begitu pesat di Indonesia.
Setelah bergulirnya era reformasi yang terjadi semenjak tumbangnya rezim orde baru sekitar pertengahan 1998, dunia jurnalisme di Indonesia cenderung menuju arah yang lebih bebas dalam menyatakan kritik, saran dan pendapat. Hal ini ditandai dengan munculnya beberapa instansi media massa yang baru maupun yang dulu pernah dibredel oleh rezim orde baru lahir kembali.
Menangkap realitas yang terjadi seperti itu, peran media massa pada umumnya kemudian menjadi begitu dominan dalam hal penyebaran informasi. Namun, kebebasan pers ternyata menimbulkan fenomena baru di Indonesia. Kritik pedas terhadap standar dan arogansi media membawa media berpikir tentang fungsi dan tanggung jawabnya terhadap masyarakat dan bagaimana wartawan lebih responsif dengan masalah yang menjadi perhatian masyarakat.
Pada dasarnya, media massa setidaknya memiliki beberapa fungsi yang secara sadar harus dilakukan oleh media massa manapun. Diantaranya, media massa harus bersifat mendidik, menghibur, dan memberikan informasi yang benar. Berdasarkan kritikan pedas yang sering timbul itulah kemudian jurnalisme warga belakangan ini menjadi profesi yang tiba-tiba mengidola di masyarakat.
Jurnalisme warga mencoba mendefinisi ulang nilai berita, mempertanyakan nilai objektivitas dan imparsialitas, mendorong keterlibatan wartawan lebih besar sebagai peserta aktif dalam masyarakat, dan menginginkan praktik jurnalisme yang mencerminkan keragaman kultural di masyarakat.
Kemunculan gerakan jurnalisme warga merupakan reaksi terhadap jurnalisme konvensional yang menghiraukan kewajiban untuk mewakili kepentingan pembacanya, dan dalam tingkat tertentu menjadi alat mengeruk keuntungan semata.
Bila dihubungkan dengan dunia jurnalisme di Indonesia yang memiliki pangsa pasar yang luas dan majemuk, keberadaan jurnalisme warga tentunya secara tidak langsung akan menjadi saingan tertentu bagi para wartawan professional yang memang memiliki latar belakan disiplin ilmu dunia jurnalistik.
Namun, bila bercermin kepada sejarah yang pernah terjadi di Amerika Serikat, jurnalisme warga yang dijalankan oleh media massa tidak mampu bertahan lama. Seperti yang diketahui, industri media massa merupakan ranah bisnis yang memiliki persaingan yang tidak kalah ketat bila dibandingkan dengan bisnis lainnya di luar bisnis media massa. Pembuatan program berita yang memerlukan dana besar serta kredibilitas sumber daya manusia menjadi hal yang paling penting dalam bisnis media massa.

Sebagai contoh, tahun 2003 pelopor civic journalism the Pew
Center of Civic Journalism membubarkan diri. Civic journalism ini membuka pintu bagi tumbuhnya jurnalisme warga dimana warga yang mempunyai berita, dan foto dapat menyampaikannya langsung melalui blog atau ke beberapa mainstream media yang sudah mengakomodasi. Dan medium jurnalisme warga yang saat ini sangat popular pada masyarakat adalah medium internet.

Peran media sosial dalam penyebaran informasi dan aktivitas jurnalisme

Layanan online harus diakui memang memiliki kedekatan tersendiri terhadap penggunanya. Interaksi sosial yang dibangun dalam medium media online lebih memiliki hubungan kuat dibandingkan dengan interaksi sosial yang dibangun diluar media online.
Bila dihubungkan dengan duia jurnalisme, yang notabene sama-sama menjual informasi sebagai komoditasnya, keberadaan media online dimungkinkan akan sangat menjadi pesaing berat bagi media massa yang konvensional.
Wartawan adalah rakyat yang menghubungkan – maksudnya, mampu menemukan sumber informasi yang relevan untuk berbagai cerita. Baik, didapat dari media sosial maupun dari pelaporan yang banyak memiliki gangguan dan berfungsi sebagai penghubung ke masyarakat. Ketika internet meluas, akan sulit mencari kesempatan untuk bertarung antar wartawan – itu mungkin yang sedang ditakutkan karena bisa mendapatkan sumber melalui situs-situs jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, dan lain-lain.
Jika bisa mengelola berbagai macam informasi dan mencari kesempatan untuk perang anatar perangkat menjadi efektif dengan tujuan dan media sosial menjadi benar-benar efektif. Mashable berbicara mengenai wartawan dan industri untuk melihat bagaimana mereka menggunakan media sosial dalam pekerjaan hariannya.
Media internet, yang belakangan keberadaannya begitu dominan di masyarakat. Menjadi pusat percakapan simultan yang merefleksikan massa untuk menekan perhatian. Oleh karena itu, para pengguna media online tidak sulit lagi untuk memotong dan meletakkan jari di atas cerita. Artinya, masyarakat tidak akan sulit untuk membuat dan mencari informasi yang dipilih sesuai selera dan kebutuhan masing-masing individu. Mereka akan sangat dimanjakan oleh keberadaan informasi yang dimiliki oleh media online.
Mengenai keberadaan situs-situs media jejaring sosial, fasilitas serta regulasi informasi yang ada pada jejaring sosial mampu memberikan dampak besar kepada masyarakat luas atas isi informasinya. Namun, bagi pengguna yang “melek” keberadaan informasi yang ada pada jejaring sosial mungkin tidak sepenuhnya akan dipercaya begitu saja.
Namun demikian, harus diakui keberadaan media jejaring social dapat dijadikan alat yang sempurna untuk menyebarkan informasi baik yang bersifat individual maupun universal. Bahkan media jejaring social pun dapat memberikan keuntungan tersenderi bagi penggunanya seperti memperluas relasi yang dapat memberikan pekerjaan. Ketika kita berbagi cerita, kita memiliki kemampuan menggapai banyak orang dibanding pelanggan majalah. kita dapat juga melakukan diskusi di Facebook atau Twitter. Dengan cara ini, kita dapat mengukur bagaimana pembaca kita sedang beraksi terhadap informasi atau cerita yang kita buat dan juga dapat melihat kesadaran atas suka atau tidak.
Peranannya terhadap aktivitas jurnalisme, keberadaan media sosial terutama situs-situs jejaring sosial, memberikan dampak yang secara bersamaan bisa menjadi hal yang positif dan negatif. Dampak positifnya, bagi instansi media massa yang sudah mulai beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan mau menyikapi keberadaan situs-situs jejaring sosial dangan cara pandang yang arif dan bijaksana, mereka justru menjadikan situs-situs jejaring sosial sebagai medium baru untuk penyebaran informasi yang mereka punya. Dengan begitu, masyarakat pun akan mendapatkan informasi yang tingkat validitasnya terjamin.
Sementara itu, bagi madia massa yang mungkin masih memerankan bisnisnya secara konvensional, keberadaan situs-situs jejaring sosial mungkin akan menjadi pesaing baru lagi bagi bisnis mereka. Dengan begitu, secara otomatis eksistensi media massa yang menjalankan bisnisnya secara konvensional akan semakin terjepit bahkan mungki lama kelamaan akan benar-benar punah.
Bagi para insan pers, keberadaan situs-situs jejaring sosial cenderung akan lebih berguna hanya sebatas referensi pelengkap bagi pencarian informasi yang dibutuhkan. Sebab, mereka para insan pers, sebagian besar sudah tahu bahwa validitas informasi yang berseliweran ada pada situs-situs jejaring sosial kredibilitas dan validitas datanya masih diragukan. Apalagi informasi-informasi data yang berkenaan dengan kepentingan khalayak.
Namun, media sosial harus diakui sudah bisa dijadikan sumber daya yang menghubungkan pembaca dengan pembuat informasi secara langsung. Media sosial juga dapat menciptakan suatu komunitas. Menurut Steph Yiu, editor RedEye, penerbitan menggunakan Facebook ke Google Wave untuk hubungan ke pembaca. Pembaca dapat membuka akses blog dan ode-ide mereka juga sering dimasukkan ke artikel. “Kita benar-benar berinteraksi dengan pendengar kami,” kata Yiu.

Dhita Seftiawan (KIA043054) / Winarni (KIA070204)

Senin, 19 April 2010

Robot Kulkas

Sebuah kulkas atau lemari es dengan fungsi yang tidak hanya sebagai alat pendingin. Di 10 tahun mendatang, kulkas berfungsi juga sebagai alat komunikasi. Bentuk fisiknya tidak seperti kulkas pada zaman sekarang ini, pintu kulkas berupa layar LCD yang mampu menginformasikan isi kulkas, seperti susu dan telur telah habis dan menawarkan untuk melakukan pembelian ke toko terdekat. Selain itu, kulkas juga mampu untuk internetan dengan keyboard yang touchscreen pada pintu kulkas.

Alat rumah tangga ini, sangat membantu para ibu agar tidak ketinggalan informasi juga. Tidak hanya untuk internetan dan penyuruh membeli belanjaan. Robot kulkas ini juga bisa untuk menonton acara televisi dan menyetel DVD. Tombol power terletak pada gagang pintu kulkas, sementara DVD drivernya terletak di atas kulkas dan speakernya terletak di samping kulkas tanpa merubah bentuk kulkas itu sendiri.

Selasa, 06 April 2010

Apple iTablet dan Microsoft Courier

Pada saat itu diketahui bahwa (berkenaan dengan fitur dari produk Microsoft yang baru) akan memiliki dual layar 7-inci dengan dukungan multitouch dimana pengguna akan dapat membalikkan halaman, menulis, dan menggambar dengan menggunakan jari-jari atau sebuah pena stylus. Layar juga akan menunjukkan tingkat daya baterai dan status koneksi internet di daerah samping. Selain itu, Microsoft Courier akan datang dengan foto kamera di bagian belakang perangkat, namun tidak diketahui berapa banyak piksel akan ditampilkan.

New Gadget 2010 Apple iTablet
Adapun Apple iTablet, satu-satunya hal yang dikenal pada saat ini adalah Asus akan berkolaborasi dengan perusahaan Steve Job’s untuk membuat gadget ini. Dan juga desas-desus bahwa Apple akan difokuskan pada penciptaan perangkat ini dalam rangka untuk menutup kesenjangan antara biaya produksi sebuah iPod (harga eceran sekitar US $ 200) dan biaya produksi sebuah MacBook (harga eceran = US $ 999) . Karena itu, diyakini bahwa harga eceran Apple iTablet akan mendekati US $ 700.

Desain Apple iTablet masih merupakan misteri, meskipun beberapa analis memperkirakan yang akan tampak seperti sebuah iPod Touch dengan dimensi lebih besar. Di sisi lain, non-gambar resmi diterbitkan di web tapi sangat mungkin bahwa itu adalah gambar palsu, dilihat oleh desain miskin. Selain itu, beberapa hari yang lalu, sebuah video yang seharusnya untuk menunjukkan sebuah tablet-dioptimalkan Wired edisi dalam iTablet Apple juga diterbitkan ... tidak ada komentar resmi dari Apple. Anda dapat melihat video di bawah ini:

Adapun Microsoft Courier, tampaknya, PC Tablet ini dalam tahap perkembangan terakhir dan fitur-fiturnya akan membuatnya terlihat lebih mirip Booklet daripada Tablet PC. Meskipun pengenalan resmi perangkat ini belum dilakukan, Microsoft telah mempelajari tayangan dari beberapa pengguna yang telah menggunakan Tablet PC, yang merupakan istilah yang merujuk pada komputer yang dilengkapi dengan layar sentuh (atau grafis tablet / screen hybrid) dan pengaturan kompleks, aplikasi dan mode.



Dampak:
Perubahan komunikasi menurut Rogers terdiri dari beberapa indikasi, diantaranya:

1) Interactivity: kemampuan berkomunikasi secara dua arah
2) Demassified: kemampuan komunikasi yang bersifat massal/individual
3) Asynchronous: proses komunikasi yang tidak serempak

Sosial--> Realitas sosial masyarakat Indonesia yang sudah "melek teknologi" akan semakin meningkat walaupun tidak serempak. Kesenjangan sosial akibat perkembangan teknologi yang secara bombastis terus menerus menerpa masyarakat dunia tidak mungkin bisa dihindari. Mungkin untuk masyarakat Indonesia, kedatangan era teknologi yang semakin maju dengan pesat, hanya bisa diadaptasi secara perlahan dan harus terus bekelanjutan.
Ekonomi --> Dengan nilai harga sekitar $ 700, diperkirakan untuk pangsa pasar di Indonesia harga tersebut masih begitu sulit dijangkau. Mungkin untuk para kalangan menengah ke atas, harga tersebut masih bisa dipertimbangkan. Terlebih bagi mereka yang secara konsisten mau terus mengkonsumsi produk-produk keluaran Apple. Hal tersebut bisa dilatarbelakangi lantaran hobi semata atau pun sebagai sebuah "identitas keberhasilan" dan menjadi lambang pergaulan bagi orang-orang tertentu. Sedangkan untuk masyarakat umum (menengah ke bawah), dengan hadirnya Apple iTablet dan Microsoft Courier, belum tentu dapat merubah atau berakibat banyak bagi mereka. Sebab, kemungkinan untuk bisa mengakses dan membelinya pun sangat sulit untuk direalisasikan.
Budaya --> Di Indonesia, dengan budaya masyarakat yang beraneka ragam dan begitu peduli terhadap perkembangan teknologi, kemungkinan dengan hadirnya Apple iTablet dan Microsoft Courier sedikit banyak akan berpengaruh pada kehidupan masyarakat perkotaan. Orang-orang kota akan semakin dimanjakan dan tingkat efisiensi pekerjaan pun akan semakin meningkat. Tetapi, untuk kalangan bawah, hadirnya Apple iTablet dan Microsoft Courier justru akan memperlebar jarak kesenjangan digital bagi masyarakat Indonesia yang belum makmur.

Dhita Seftiawan
KIA043054
























Minggu, 04 April 2010

Charger Tanpa Listrik Mengurangi Efek Global Warming

Green Teknologi bukanlah isu baru. Beberapa industri telah mengambil peluang besar ini dengan menerapkan produksi perangkat-perangkat teknologi yang ramah lingkungan, baik produk yang hemat energi, terbuat dari bahan bebas polusi atau bisa didaur ulang, maupun produk dengan tenaga dari sumber daya alam.

Menginjak 2010, teknologi hijau rupanya makin gencar diterapkan olah kalangan industri. Ini bisa dilihat di Consumer Electronics Show di Las Vegas, 7-10 Januari lalu. Pada pameran elektronik internasional terbesar itu, banyak dipamerkan perangkat teknologi hijau dengan inovasi-inovasi baru. Consumer Electronics Association, penyelenggaranya, bahkan membuka satu ruang pameran khusus untuk "green technology". Inilah beber apa perangkat "hijau" yang dipamerkan disana.


Charger Ponsel YoGen
Salah satu perangkat ramah lingkungan yang dipamerkan di CES 2010 ini cukup unik. YoGen Hand Charger, nama perangkat ini, adalah pengisi ulang baterai telepon seluler yang di dalamnya terdapat roda seperti mainan yo-yo. Putaran roda bisa memproduksi sumber energi hingga 5 watt. Untuk mengisi ulang, pengguna tinggal menarik tali untuk memutar roda, seperti memainkan yo-yo. Satu menit tarikan cukup untuk mengisi ulang ponsel. Harga perangkat ini US$ 40 atau sekitar Rp 400 ribu saja.


Charger Tenaga Angin
Zona sustainable planet di CES 2010 menampilkan sejumlah charger dan perangkat kecil lain yang bertenaga surya. Seperti lampu kebun, lampu kilat, dan lentera berkemah. Salah satunya adalah Mini Wiz dari HyMini. Mini Wiz adalah charger baterai AA dengan tenaga angin yang dapat diletakkan di sepeda untuk mengisi ulang.


Charger Tenaga Surya Regen
ReNu Regen merilis sistem pengisian ulang tenaga surya yang didesain untuk rumah. Setiap charger dilengkapi panel surya 6 watt dan bisa diintegrasikan ke baterai dengan colokan USB. Charger ini juga terintegrasi dengan sebuah terminal untuk speaker, sebuah lampu meja LED, serta pengisi ulang untuk iPod.




Charger Tenaga Surya Freeloader
Charger ini didesain dengan dua panel surya kecil dan baterai litium terintegrasi. Seperti charger tenaga matahari lainnya, Freeloader Pro bisa digunakan untuk mengisi ulang ponsel, GPS, kamera digital, camcorder, dan gadget lainnya. Perangkat ini bisa menyesuaikan diri dengan berbagai peranti berbeda yang hendak diisi ulang.Baterai litium pada charger ini butuh waktu delapan jam untuk mendapat tenaga dari panel surya. Namun baterai yang lebih besar juga tersedia, dan mampu memotong waktu pengisian menjadi tiga jam saja. Itu cukup untuk mengisi ulang sebuah iPod hingga pemakaian 28 jam atau 70 jam kekuatan standby sebuah ponsel.

Dampak
1. Ekonomi
Charger yang terbilang murah untuk kalangan atas, baru akan dikonsumsi oleh kalangan
masyarakat menengah ke bawah setelah banyak produknya.
2. Lingkungan
Membantu mengurangi efek global warming yang sedang melanda bumi kita, serta pemakaian
listrik yang semakin menurun.

winarni
210110070204